Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 27 September 2008

Tegakkan UU Hak Cipta

RATUSAN siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yohannes XXIII Maumere, Kabupaten Sikka, menggelar aksi protes dan meminta Kapolres Sikka menangkap dan memroses Athiong yang diduga membajak (menggandakan tanpa seizin penciptanya) kaset compacd dicks (CD) lagu-lagu daerah hasil ciptaan salah seorang siswa sekolah itu. Buah cipta itu sudah dijadikan aset sekolah yang dikembangkan dalam usaha permusikan di bumi Sikka.

Berita ini menggugah kita untuk melihat kembali seperti apa proteksi terhadap buah cipta seseorang di negara ini. Berita pembajakan CD yang mengundang aksi protes ratusan siswa sekolah kejuaran itu bukan merupakan peristiwa baru. Sebelumnya protes yang sama dilayangkan Eman Bata Dede, pencipta lagu gawi asal Ende.

Lagu gawi dan beberapa lagu di pasar musik daerah dibajak oknum yang hanya mengail rezeki tanpa keringat. Namun protes yang juga diadukan ke aparat penegak hukum kurang direspons. Kaset CD Gawi bajakan itu dijual dengan harga murah dan cukup laris di pasar musik lagu daerah. Perbuatan ini jelas merugikan pencipta lagu yang oleh negara diregulasi dengan undang-undang hak cipta.

Fenomena terakhir oknum yang mengaku bernama Athiong diduga membajak kaset CD lagu-lagu daerah milik SMK Yohannes XXIII Maumere. Kaset bajakan itu dijual di Toko Meteor, namun pemilik toko Aryono membantah di tokonya ada orang bernama Athiong dan menggandakan kaset CD tersebut. Walaupun pemilik toko membantah, polisi harus tetap menyelidikinya, jika perlu diproses secara hukum jika ditemukan bukti-bukti yang cukup.

Dengan aksinya itu para siswa SMK Yohannes XXIII Maumere mau menggugah aparat penegak hukum agar bekerja ekstra mengusut dan memroses pihak-pihak yang terlibat dalam pembajakan itu. Pembajakan kaset CD di Maumere boleh dikatakan sudah meresahkan karena sudah sering dikeluhkan para pencipta lagu-lagu daerah. Aparat penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim) harus membuka mata lebar-lebar, memasang kuping baik-baik mendengar dan melihat fenomena pembajakan kaset CD yang sudah meresahkan itu.

Jika kasus ini tidak direspons secara serius, publik Kabupaten Sikka khususnya, bahkan Flores dan NTT bisa menilai aparat penegak hukum apatis dan tidak tanggap terhadap hal cipta seseorang. Jika kasus ini tidak diproses aparat penegak hukum dapat dituduh ikut menyuburkan mafia pembajakan kaset CD, entah langsung maupun tidak langsung. Jika kaset CD itu sudah beredar luas, kita yakin tidak menyulitkan aparat dalam menyelidiki kasus tersebut. Korupsi saja bisa dibongkar apalagi kasus pembajakan yang mudah diperoleh barang buktinya. Kita percaya aparat kepolisi di bawah komando AKBP Endang Syafruddin mampu memberantas praktek pembajakan kaset CD yang sudah meresahkan itu.

Jika rombongan siswa SMK itu melayang protes dengan berteriak dengan menggunakan sound system, itu hanya sekadar mau memberitahukan kepada khalayak Kota Maumere bahwa telah terjadi pembajakan kaset CD lagu-lagu daerah milik SMK Yohannes XIII Maumere. Diharapkan masyarakat yang telah membeli kaset CD hasil bajakan entah di toko mana pun, dapat melaporkan kepada polisi dan secara sukarela menjadi saksi dalam proses selanjutnya. Bisa saja kaset bajakan yang dimiliki warga itu dapat dijadikan barang bukti oleh polisi dalam menangkap dan memroses pelaku pembajakan itu.

Perjuangan ratusan siswa SMK Yohannes ini patut mendapat dukungan luas, terutama dari ASANI (Asosiasi Seni Indonesia) dan para wakil rakyat di daerah itu. ASANI Cabang Maumere harus mampu menunjukkan taringnya memperjuangkan hak cipta seseorang yang dibajak. Jika ASANI bangkit dan berjuang bersama para siswa ini dan mendapat dukungan politik dari Dewan, diyakini bisa membuahkan hasilnya.

Jika perlu Dewan menindaklanjuti dan mengimplementasikan UU Hak Cipta ke dalam peraturan daerah (Perda). Hal ini perlu karena Maumere merupakan kota yang cukup berkembang dalam dunia musik, terutama lagu-lagu daerah. Di sana ada Bobby Tunya yang sudah punya studio rekaman, di sana ada Papace yang kreatif mengubah lagu-lagu daerah yang laris manis di pasar musik lagu daerah dan masih banyak pencipta lagu yang buah karyanya diminati masyarakat. *

Salam Pos Kupang 30 Maret 2007

http://www.indomedia.com/poskup/2007/03/30/edisi30/salam.htm

1 komentar:

negeri yang lucu mengatakan...

apakah mungkin aparat penegak hukum (khususnya polisi) mau membuka mata lebar-lebar, memasang kuping baik-baik, mendengar dan melihat fenomena pembajakan kaset CD yang meresahkan.
di tempatku, Desa Randudongkal Kab. Pemalang Jateng ada oknum polisi yang bahkan menjual CD dan VCD bajakan.
dengan memanfaatkan salon milik istrinya yang beralamat di Depan Kantor Telkom Randudongkal, bernama "azzah salon", suaminya yang polisi bernama nurcholis itu tidak memperdulikan hukum.
kalo seperti ini bagaimana ya kira2???
apakah Indonesia dapat menempatkan hukum diatas segala-galanya?
apakah hukum kita tidak pandang bulu terhadap aparat ataupun rakyat... bahkan pejabat ???
inilah kenyataan.... negeri ini lucu....